SEMARANG- Untuk perhatian bagi warga yang hendak bepergian ke wilayah di Jawa Tengah, sepanjang Januari sampai awal Maret 2010, cuaca akan selalu terjadi hujan badai.
:face
Hujan badai ini sulit diprediksi frekuansi, bagian dari bukti nyata pemanasan global telah menimbulkan perubahan iklim cenderung ekstrem di regional wilayah.
Hal itu disampaikan Kepala Seksi Data dan Informasi Kantor Badan Meteorologi dan Geofisika Jawa Tengah, Evi Lutfiati, Kamis (7/1/2010) di Semarang.
"Ada tiga faktor yang mendukung iklim ekstrem sedang terjadi yakni tingkat frekuensi hujan, intensitas dan volume curah hujan. Dari intensitas, musim hujan kali ini tidak berlangsung setiap hari melainkan dua-tiga hari hujan kemudian cuaca terang diselingi udara panas," kata Evi Lutfiati di Semarang.
Evi Lutfiati mengatakan, pengamatan cuaca menunjukkan meski hujan tak berlangsung setiap hari namun setiap terjadi hujan curahnya besar. Kondisi sedang, curah hujan per hari bisa 20 milimeter bahkan dapat mencapai lebih 30 milimeter per hari. Rata-rata curah hujan per bulan kini lebih dari 200 milimeter lebih.
Pada kondisi curah hujan di atas 200 milimeter itulah, hujan berpotensi menimbulkan bencana banjir dan tanah longsor. Curah hujan yang deras langsung menghantam bumi sehingga air tidak lagi tertampung oleh permukaan bumi.